HIPOTESIS
1. Pengertian
Dari arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa”
yang artinya kebenaran. Peneliti mendalami permasalahan dengan seksama
dan mensurvei teori (literatur/sumber referensi/kepustakaan), kemudian
membuat hipotesis yang masih harus dibuktikan/diuji kebenarannya (di
bawah kebenaran). Inilah hipotesis, peneliti harus berpikir hipotesisnya
dapat diuji sehingga naik statusnya menjadi thesa atau sebaliknya tetap
menjadi hipotesis.
Sugiyono
(2008:96) menyatakan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris.
Dalam
Ruseffendi (2005:23), hipotesis adalah penjelasan atau jawaban tentatif
(sementara) tentang tingkah laku, fenomena (gejala), atau kejadian yang
akan terjadi; bisa juga mengenai kejadian yang sedang terjadi. Jadi,
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan
data.
Hipotesis
termasuk dalam langkah penelitian, tetapi perlu diketahui bahwa tidak
semua penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
G.E.R brurrough (Arikunto, 2010:112) mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
2. Penelitian tentang perbedaan
3. Penelitian hubungan.
2. Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Setelah
hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang sebenarnya dilakukan,
hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk menilai kelaikan
hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang
dapat dijadikan acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang baik
menurut Furchan (2007: 121-129) yaitu: (1) hipotesis harus mempunyai
daya penjelas; (2) hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan
ada di antara variabel-variabel; (3) hipotesis harus dapat diuji; (4)
hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada; dan (5)
hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin.
Pendapat ini diperkuat oleh Sugiyono (2008:106), menurut beliau
karakteristik hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:
a.Merupakan
dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel
pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
Sejalan
dengan pendapat sebelumnya, Ruseffendi (2005:26-27) memaparkan bahwa
ciri-ciri yang menonjol dari hipotesis yang baik adalah pertama, sejalan
dengan hasil penelitian sebelumnya. Kedua, tentatif dan berupa
penjelasan yang masuk akal bagi terbentuknya tingkah laku tertentu,
gejala (fenomena), atau kejadian. Ketiga, menguraikan sejelas dan
sepadat mungkin hubungan (perbedaan) yang diharapkan terjadi antara dua
variabel dan menjelaskan variabel-variabel itu dalam kata-kata yang
operasional dan dapat diukur. Keempat, dapat diuji (dites). Perhatikan
contoh hipotesis berikut, yang kedua lebih operasional daripada yang
pertama.
1. Ada hubungan positif antara sikap dan kemampuan.
2. Ada hubungan positif antara nilai sikap yang diukur dengan skala Likert dan nilai prestasi belajar pada raport.
Secara
umum, hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua fakta-fakta yang
relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Hipotesis juga harus dapat diuji dan sederhana serta jelas.
3. Macam-macam hipotesis
Menurut Arikunto (2010:112-113) ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Hipotesis
kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a) Jika ……… maka ………
b) Ada perbedaan antara ……… dan ………
c) Ada pengaruh ……… terhadap ………
Hipotesis
alternatif adalah hipotesis yang merupakan lawan dari hipotesis nol
yang dilambangkan dengan Ha atau H1. Hipotesis kerja merupakan anggapan
dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam
hipotesis ini peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan
dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan
mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis
ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis nol adalah
hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak yang dilambangkan
dengan Ho. Rumusannya:
a) Tidak ada perbedaan antara ……… dengan ………
b) Tidak ada pengaruh ……… terhadap ………
4. Kegunaan Hipotesis
Dalam
kegiatan penelitian, hipotesis merupakan sesuatu yang harus dilakukan.
Pentingya hipotesis dinyatakan oleh Furchan (2007:115) yang
mengungkapkan setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan
hipotesis. Kedua alasan tersebut ialah:
1.Hipotesis
yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa peneliti telah mempunyai
cukup pengetahuan untuk melakukan peneliatian di bidang itu.
2.Hipotesis
memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data; hipotesis dapat
menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis
data apa yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuang
sia-sianya waktu dan jerih payah peneliti. Perlu ditekankan bahwa hal
ini berlaku bagi semua jenis studi penelitian, tidak hanya yang bersifat
eksperimen saja.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar