Minggu, 12 Oktober 2014

Etika Bisnis (Tulisan) Softskill



Contoh Kasus 1 :
           
            Kita pasti tahu gas elpiji, yaitu sebuah benda yang berisikan gas guna membantu para ibu rumah tangga dalam memasak, dan tentunya juga bagi para pengusaha rumah makan. Tapi apakah temen semua tahu bahwa gas elpiji tersebut bisa dicurangi? Jika belum berikut cara para agen gas yang nakal berbuat kecurangan dalam berbisnis.
            Tabung sudah di isikan gas dengan berat yang sudah ditentukan, isi gas tersebut dipindahkan ke gas yang sudah kosong dengan alat yang dinamakan selang penyalur gas, selang tersebut diletakan di kepala gas 1 dan disambungkan ke kepala gas 2 yang tentunya kosong, lalu setiap gas yang tadinya berisikan gas dengan berat 3 kg (gas) dan 5 kg (tabung) maka setelah dilakukan hal tersebut gas tersebut memiliki masa dengan 2,8 kg (gas) dan 5 kg (tabung).
            Maka dari hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap gas yang dicurang diambil gas sebesar 200 gram/tabung.
           
Cara mengetahui gas dicurangi           :
1.      Melihat kondisi gas tersebut khususnya bagian kepala gas (tempat regulator gas)
2.      Menimbang gas tersebut.

Komentar                                            :
Telitilah dalam membeli gas elpiji,dan pastikan tempat anda membeli gas adalah tempat agen yang resmi dan sudah memiliki track record yang baik dilingkungan tersebut sebagai pangkalan gas.

Contoh kasus 2 :
Usaha peternakan ayam negeri atau broiler mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena tingginya permintaan masyarakat akan daging. Usaha peternakan ayam ini juga memberikan keuntungan yang tinggi dan bisa menjadi sumber pendapatan bagi peternak ayam broiler tersebut. Akan tetapi, peternak dalam menjalankan usahanya masih mengabaikan prinsip-prinsip etika bisnis.
Akhir-akhir ini usaha peternakan ayam dituding sebagai usaha yang ikut mencemari lingkungan. banyaknya peternakan ayam yang berada di lingkungan masyarakat dirasakan mulai mengganggu oleh warga terutama peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk.
Masyarakat banyak mengeluhkan dampak buruk dari kegiatan usaha peternakan ayam karena masih banyak peternak yang mengabaikan penanganan limbah dari usahanya. Limbah peternakan yang berupa feses (kotoran ayam), dan sisa pakan serta air dari pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran lingkungan masyarakat di sekitar lokasi peternakan tersebut.
Tidak jauh dari rumah saya banyak berdiri peternakan ayam di tengah-tengah penduduk yang tidak jarang terjadi perselisihan antara masyarakat yang berada di sekitar peternakan tersebut dengan pemilik ternak tersebut.
Masyarakat mengeluhkan polusi udara atau bau yang tidak sedap dari limbah peternakan ayam tersebut, yang dikarenakan kurangnya manajemen dalam pengelolaan limbah ternak. Selain itu timbulnya banyak lalat yang dikarenakan kurang bersih dan dirawatnya kandang, masyarakat takut lalat tersebut nantinya membawa penyakit. Dan satu lagi dari peternakan ayam negeri masyarakatmengkhawatirkan virus flu burung Avian Infuenza (H5N1)yang pada saat tahun 2008 lagi sedang gempar-gemparnya.
Tanggapan :
Sebaiknya parang peternak melakukan pembersihan kandangnya dengan intensitas yang lebih lagi dari biasanya, gunanya pasti untuk menghindari virus tersebut. karena bisa dipastikan bahwa virus tersebut bisa menyerang ternak yang tidak sehat akibat kondisi kandang yang tidak baik.

Bisnis Yang Tidak Beretika



Kasus Lapindo 

Secara konsep kebijakan pembangunan sudah memasukkan faktor kelestarian lingkungan sebagai hal yang mutlak untuk dipertimbangkan, namun dalam implementasinya terjadi kekeliruan orientasi kebijakan yang tercermin melalui berbagai peraturan yang terkait dengan sumber daya alam. Peraturan yang dibuat cenderung mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tanpa perlindungan yang memadai, sehingga membuka ruang yang sebesar-besarnya bagi pemilik modal.
Lemahnya implementasi di bidang hukum yang mengatur pelaksanaan dan pengawasan pelestarian terjadi juga di bidang lingkungan hidup. Sebagai contoh Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), dalam implementasinya hanya merupakan kebijakan yang bersifat reaktif dan sesaat (temporary) atau suatu kebijakan yang secara konsep bagus tetapi dalam pelaksanaannya tidak terpantau secara berkesinambungan, lemah dalam manajemen kontrol, cenderung tidak konsisten dan persisten. Hal yang serupa disampaikan bahwa tingginya kerusakan sumber daya alam hayati di Indonesia disebabkan salah satunya adalah banyaknya kebijakan sektoral dan bersifat eksploitatif yang saling tumpang tindih dalam pengelolaan sumber daya alam.
Dampak dari eksploitasi alam secara besar-besaran sebagai akibat kekeliruan implementasi kebijakan pembangunan tersebut mulai dirasakan rakyat Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Berbagai bencana terjadi silih berganti, mulai dari bencana yang diakibatkan oleh dampak fenomena alam seperti Tsunami di Aceh, tanah longsor dan banjir di berbagai daerah sampai pada bencana yang diakibatkan adanya faktor kelalaian manusia dalam usaha mengeksploitasi alam tersebut seperti kasus Teluk Buyat di Sulawesi, Freeport di Papua sampai dengan yang sekarang menjadi bencana nasional yaitu kasus semburan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur.
Kasus luapan lumpur Lapindo adalah salah satu contoh kebijakan pembangunan yang dalam implementasinya telah terjadi pergeseran orientasi, yaitu kebijakan pembangunan yang cenderung mengabaikan faktor kelestarian lingkungan. Atau suatu kebijakan yang tidak memasukkan faktor lingkungan sebagai hal yang mutlak untuk dipertimbangkan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaannya. Salah satu contohnya adalah tidak ditepatinya kebijakan lingkungan yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan sebelum suatu perusahaan mendapatkan ijin untuk melakukan usahanya. Pertimbangan kebijakan lingkungan tersebut antara lain : jarak rumah penduduk dengan lokasi eksplorasi, mentaati standar operasional prosedur teknik eksplorasi, dan keberlanjutan lingkungan untuk masa yang akan datang.
Secara garis besar pelaksanaan, pengawasan pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dijalankan perangkat hukum antara lain AMDAL yang merupakan suatu prosedur preventif yang memberikan analisa menyeluruh dan terinci tentang segala dampak langsung yang mungkin timbul dari proyek yang direncanakan, cara-cara yang mungkin mengatasinya dan rencana kerja untuk mengelola, mengawasi dan mengevaluasi dampakdampak yang ditimbulkan dan efektifitas pelaksanaan rencana kerja.
Lapindo Brantas Inc. melakukan pengeboran gas melalui perusahaan kontraktor pengeboran PT. Medici Citra Nusantara yang merupakan perusahaan afiliasi Bakrie Group. Kontrak itu diperoleh Medici dengan tender dari Lapindo Brantas Inc. senilai US$ 24 juta. Namun dalam hal perijinannya telah terjadi kesimpangsiuran prosedur dimana ada beberapa tingkatan ijin yang dimiliki oleh lapindo. Hak konsesi eksplorasi Lapindo diberikan oleh pemerintah pusat dalam hal ini adalah Badan Pengelola Minyak dan Gas (BP MIGAS), sementara ijin konsensinya diberikan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur sedangkan ijin kegiatan aktifitas dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sidoarjo yang memberikan keleluasaan kepada Lapindo untuk melakukan aktivitasnya tanpa sadar bahwa Rencana Tata Ruang (RUTR) Kabupaten Sidoarjo tidak sesuai dengan rencana eksplorasi dan eksploitasi tersebut.
Dampak dari luapan lumpur yang bersumber dari sumur di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur sejak 29 Mei 2006 ini telah mengakibatkan timbunan lumpur bercampur gas sebanyak 7 juta meter kubik atau setara dengan jarak 7.000 kilometer, dan jumlah ini akan terus bertambah bila penanganan terhadap semburan lumpur tidak secara serius ditangani. Lumpur gas panas Lapindo selain mengakibatkan kerusakan lingkungan, dengan suhu rata-rata mencapai 60 derajat celcius juga bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan fisik masyarakat yang tinggal disekitar semburan lumpur. Tulisan lingkungan fisik diatas adalah untuk membedakan lingkungan hidup alami dan lingkungan hidup buatannya, dimana dalam kasus ini Daud Silalahi menganggap hal ini sebagai awal krisis lingkungan karena manusia sebagai pelaku sekaligus menjadi korbannya. Rusaknya lingkungan fisik tersebut sudah dirasakan berbagai pihak selama ini antara lain :
1. Lumpuhnya sektor industri di Kabupaten Sidoarjo. Sebagai mana diketahui Sidoarjo merupakan penyangga Propinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya dalam sektor industri. Hingga kini sudah 25 sektor usaha tidak dapat beroperasi yang berakibat hilangnya mata pencaharian ribuan karyawan yang bekerja pada sektor industri tersebut.
2. Lumpuhnya sektor ekonomi sebagai akibat rusaknya infrastruktur darat seperti rusaknya jalan, jalan tol dan jalur ekonomi darat lainnya seperti jalur transportasi kereta api dll.
3. Kerugian di sektor lain seperti pertanian, perikanan darat dll. Sejauh ini sudah diidentifikasi luas lahan pertanian berupa lahan sawah yang mengalami kerusakan, menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian Soetarto Alimoeso mengatakan area pertanian di Sidoarjo, Jawa Timur, yang terkena luapan lumpur Lapindo seluas 417 hektare. Lumpur telah menggenangi duabelas desa di tiga kecamatan, tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur, menggenangi sarana dan prasarana publik, Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini, serta memindah paksakan sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi.
4. Dampak sosial kehidupan masyarakat disekitar seperti sarana tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, sarana air bersih dll. Bahwa efek langsung lumpur panas menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan iritasi kulit. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lumpur tersebut juga mengandung bahan karsinogenik yang bila berlebihan menumpuk dalam tubuh dapat menyebabkan kanker dan akumulasi yang berlebihan pada anak-anak akan mengakibatkan berkurangnya kecerdasan.
5. Hasil uji laboratorium juga menemukan adanya kandungan Bahan Beracun dan Berbahaya yaitu kandungan (B3) yang sudah melebihi ambang batas. Hasil uji kualitas air lumpur Lapindo pada tanggal 5 Juni 2006 oleh Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Timur, menunjukkan bahwa uji laboratorium dalam air tersebut terdapat kandungan fenol. Kontak langsung dengan kulit dapat mengakibatkan kulit seperti terbakardan gatal-gatal. Fenol bisa berakibat menjadi efek sistemik atau efek kronis jika fenol masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Efek sistemik fenol bisa mengakibatkan sel darah merah pecah (hemolisis), jantungberdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal. Hal ini menunjukkan bahwa selain dampak kerusakan lingkungan fisik, lumpur panas tersebut juga mengakibatkan ancaman lain yaitu efek kesehatan yang sangat merugikan dimasa yang akan datang dan hal ini justru tidak diketahui olehmasyarakat korban pada umumnya.
Sumber            : http://fauzii.wordpress.com/2013/11/03/contoh-kasus-2-bisnis-tak-beretika/

Sabtu, 05 Juli 2014

B.Indonesia (Tugas 6)

PENGERTIAN METODELOGI PENELITIAN
Dalam hal ini banyak para ahli mendifinisikan metodelogi penelitian, diantara difinisi yang telah dikemukakan semuanya memiliki cara pandang yang berbeda, tergantung dari segi mana metodelogi penelitian ingin didifinisikan. Berikut ini adalah beberapa difinisi;
1.       Metodelogi penelitian merupakan cabang ilmu logika yang berkaitan dengan perinsip umum dalam menemukan atau mengembangkan pengetahuan (knowledge). Jadi metodelogi penelitian merupakan ilmu yang akan dikaji dan digunakan untuk menemukan pengetahuan yang baru dilihat dari bahasan mata kuliah ini. Pengertian inilah yang dijadikan pondasi dasar pembentukan mata kuliah metodelogi penelitian yang mengantarkan pada tugas akhir dari proses kuliah.
2.       Sebagian para ahli mendifinisikan metodelogi penelitian sebagai sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang akan digunakan sebagai dasar bagi pelaku ilmu tertentu dalam mengembangkan pengetahuannya. Prinsip ini menyatakan bahwa metodelogi penelitian merupakan aturan yang juga sebagai penentu memperoleh hasil dari apa yang akan dilakukan dalam mengembangkan ilmu tertentu.
3.       Metodelogi penelitian merupakan suatu dasar pembentukan rencana dan rancangan penelitian yang akan dilakukan. Bagi pelaku dan atau calon pelaku penelitian menggunakan istilah metodelogi penelitian sebagai ancang-ancang dalam melakukan penelitiannya. Karena dalam metodelogi penelitian akan dibahas masalah jenis dan desain penelitian yang sesuai yang akan digunakan oleh peneliti.
4.       Metodelogi penelitian adalah suatu penjabararab metode ilmiah secara umum. Dimana penelitian memiliki banyak jenis dan model atau pendekatan. Dimana secara umum sekian banyak jenis maupun pendekatan akan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengembangkan suatu ilmu dan pengetahuan maupun yang bersifap penemuan (eksperimental) maupun pengembangan (RD).
Jadi dapat disimpulkan bahwa metodelogi penelitian merupakan sekumpulan aturan dan cara yang akan ditempuh oleh calon peneliti yang akan dijadikan dasar dalam menentukan penelitiannya secara umum yang berorientasi pada metodelogi ilmiah. Dimana prinsip dan proses empiris penemuan dan peragaan yang berkaitan dengan karakteristik penyelidikan ilmiah, yang secara umum melibatkan pengamatan fenomena, formulasi hipotesis, dan penarikan keseimpulan yang berkaitan dengan fenomena yang diamati. Dengan dasar yang sama juga, metodelogi penelitian merupakan eksperimentasi untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan hipotesis, dan menarik keseimpulan yang mengkonfirmasikan atau memodifikasi hipotesis.

JENIS-JENIS METODELOGI PENELITIAN DAN MACAM-MACAM METODELOGI PENELITIAN
Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metodelogi, diantaranya;
1.       Penelitian historis;  penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat.
2.       Penelitian diskriptif;  penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu.
3.       Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala. Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang akan dicapainya.
4.       Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5.       Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya.
6.       Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk pengetahuan baru  untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan secara nyata.
7.       Penelitian eksperimental;  penelitian yang bertujuan untuk  menyelidiki sebab akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya akan kita uraikan pada pembahasan yang akan datang;
Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis penelitian secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan atau kualifikasi tertentu;

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Pengambilan Sampel : Nonprobability Sampling
Pengertian Nonprobability Sampling atau Definisi Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi :Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling, Sampling Jenuh, Snowball Sampling.

1. Sampling Sistematis
Pengertian Sampling Sistematis atau Definisi Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

2. Sampling Kuota
Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

3. Sampling Insidental
Pengertian Sampling Insidental atau Definisi Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4. Purposive Sampling
Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

5. Sampling Jenuh (Sensus)
Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

6. Snowball Sampling
Pengertian Snowball Sampling atau Definisi Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball. Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling.
TEKNIK PEMBUATAN KUESIONER
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk :
a) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey
b) Memperoleh informasi yang reliabilitas dan validitas tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner harus berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian.
Kuesioner merupakan instrumen didalam teknik komunikasi tidak langsung. Kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh responden. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.
Titik tolah teknis pembuatan kuesioner adalah variabel dalam survey. Variabel harus jelas dan relevan. Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam analisis. Perlu ditanyakan dalam hati :
Apakah pertanyaan tersebut diperlukan ?
Apakah pertanyaan tersebut relevan ?
Bagaimana jawaban atas pertanyaan tsb dalam tabulasi ?
Bila sudah ada kuesioner yang terdahulu dan relevan, bisa digunakan lagi tetapi dengan syarat harus didiskusikan dulu dengan peneliti sebelumnya apa kekurangannya, dan menyarankan untuk menambah atau bahkan menghilangkan pertanyaan.
Isi Pertanyaan
1.Pertanyaan tentang fakta
Contoh : umur, pendidikan, agama, status perkawinan.
2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap
Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang informasi
Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya.
4. Pertanyaan tentang persepsi diri
Responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang orang lain.
Beberapa Cara Pemakaian Kuesioner :
1.Kuesioner digunakan dalam wawancara tata muka dengan responden
2.Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok
3.Wawancara melalui telepon
4.Kuesioner diposkan
Sumber
Alhaddar, Alie. 2012. Pengertian Metodologi Penelitian. http://penelitiannstatistik.blogspot.com/2012_11_01_archive.html. Diakses pada tanggal 5 Mei 2014.
Herman, Gerry Tri Virgin. 2013. Teknik Pengambilan Sampel Dalam Metodologi Penelitian. http://gerrytri.blogspot.com/2013/06/teknik-pengambilan-sampel-dalam.html. Diakses pada tanggal 5 Mei 2014.
Alonemisery. 2011. Teknik Pembuatan Kuesioner. http://exstrovert.wordpress.com/2011/06/12/teknik-pembuatan-kuesioner/. Diakses Pada tanggal 5 Mei 2014.

Rabu, 30 April 2014

Hipotesis

HIPOTESIS

1. Pengertian
Dari arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Peneliti mendalami permasalahan dengan seksama dan mensurvei teori (literatur/sumber referensi/kepustakaan), kemudian membuat hipotesis yang masih harus dibuktikan/diuji kebenarannya (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis, peneliti harus berpikir hipotesisnya dapat diuji sehingga naik statusnya menjadi thesa atau sebaliknya tetap menjadi hipotesis.
Sugiyono (2008:96) menyatakan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris.
Dalam Ruseffendi (2005:23), hipotesis adalah penjelasan atau jawaban tentatif (sementara) tentang tingkah laku, fenomena (gejala), atau kejadian yang akan terjadi; bisa juga mengenai kejadian yang sedang terjadi. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis sementara terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Hipotesis termasuk dalam langkah penelitian, tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
G.E.R brurrough (Arikunto, 2010:112) mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
        1.  Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
        2.  Penelitian tentang perbedaan
        3.  Penelitian hubungan.
2. Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang sebenarnya dilakukan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk menilai kelaikan hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang dapat dijadikan acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang baik menurut Furchan (2007: 121-129) yaitu: (1) hipotesis harus mempunyai daya penjelas; (2) hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel; (3) hipotesis harus dapat diuji; (4) hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada; dan (5) hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin. Pendapat ini diperkuat oleh Sugiyono (2008:106), menurut beliau karakteristik hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:
       a.Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
       b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
       c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Ruseffendi (2005:26-27) memaparkan bahwa ciri-ciri yang menonjol dari hipotesis yang baik adalah pertama, sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya. Kedua, tentatif dan berupa penjelasan yang masuk akal bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, gejala (fenomena), atau kejadian. Ketiga, menguraikan sejelas dan sepadat mungkin hubungan (perbedaan) yang diharapkan terjadi antara dua variabel dan menjelaskan variabel-variabel itu dalam kata-kata yang operasional dan dapat diukur. Keempat, dapat diuji (dites). Perhatikan contoh hipotesis berikut, yang kedua lebih operasional daripada yang pertama.
         1.   Ada hubungan positif antara sikap dan kemampuan.
        2.  Ada hubungan positif antara nilai sikap yang diukur dengan skala Likert dan nilai prestasi belajar pada raport.
Secara umum, hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Hipotesis juga harus dapat diuji dan sederhana serta jelas.
          3.   Macam-macam hipotesis
Menurut Arikunto (2010:112-113) ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
        1.   Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
          Rumusan hipotesis kerja
          a)      Jika ……… maka ………
          b)      Ada perbedaan antara ……… dan ………
          c)       Ada pengaruh ……… terhadap ………
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang merupakan lawan dari hipotesis nol yang dilambangkan dengan Ha atau H1. Hipotesis kerja merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
         2.  Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak yang dilambangkan dengan Ho. Rumusannya:
         a)      Tidak ada perbedaan antara ……… dengan ………
         b)      Tidak ada pengaruh ……… terhadap ………
4. Kegunaan Hipotesis
Dalam kegiatan penelitian, hipotesis merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Pentingya hipotesis dinyatakan oleh Furchan (2007:115) yang mengungkapkan setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan hipotesis. Kedua alasan tersebut ialah:
    1.Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan peneliatian di bidang itu.
       2.Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data; hipotesis dapat menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuang sia-sianya waktu dan jerih payah peneliti. Perlu ditekankan bahwa hal ini berlaku bagi semua jenis studi penelitian, tidak hanya yang bersifat eksperimen saja.
sumber : 

Pitrani, Pipit . 2012. Apa Itu Hipotesis?. http://pitpitgitu.blogspot.com/2012/10/apa-itu-hipotesis.html.

http://ilhamhitam.blogspot.com/2014/04/hipotesis.html

Jumat, 25 April 2014

B.Indonesia (Softskill) Pengertian Karya Ilmiah

Pengertian Karya Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
-Memberi penjelasan
- Memberi komentar atau penilaian
 -Memberi saran
 -Menyampaikan sanggahan
 -Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)    Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2)    Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)    Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4)    Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)    Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)    Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7)    Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Tujuan Karya Ilmiah
1.Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Jurnal ilmiah
merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (penelaahan sejawat).
Makalah
Adalah sebuah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang mencakup dalam ruang lingkup permasalahan
Skripsi
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan dan atau studi kepustakaan yang disusun mahasiswa sesuai dengan bidangstudinya sebagai tugas akhir dalam studi formalnya di Perguruan Tinggi. Skripsi dalam dunia pendidikan berarti suatu hasil penyusunan tulisanilmiah yang telah dibuktikan kebenarannya berdasarkan data - data yang telahdikumpulkan dan tentunya data yang dikumpulkan diolah untuk kemudianmenjadi data yang valid sebagai bahan acuan buat membuktikan kebenaran suatutulisan tersebut.
Defenisi thesis
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis. Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan.
Defenisi disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin Ilmu Pendidikan.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
    1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
    2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
    3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
    4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
    5. Memperoleh kepuasan intelektual;
    6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
    7. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
KARYA ILMIAH POPULER
Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Menurut Liang Gee (dalam Dalman, 2012: 155) karangan ilmiah populer adalah semacam karangan ilmiah yang mencakup ciri-ciri karangan ilmiah, yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, netral, dan sistematis, sedangkan pemaparannya jelas, ringkas, dan tepat.
Menurut Wardani  (2007:17) karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Untuk dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, ada baiknya kita mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer. Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis.
Dalam KBBI (2002:370-371) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan, sedangkan ilmiah populer diartikan sebagai mengunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Sedangkan istilah populer sendiri artinya dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah popular merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
KARYA NON-ILMIAH
Karya non-ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.
Karya non ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti
Artikel
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kadang-kadang kontroversial dengan tujuan untuk memberi tahu (informatif), mempengaruhi, meyakinkan (persuasif argumentatif), dan menghibur khalayak pembaca (Sumadiria, 2004:1). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001:66), “Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya.” Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang paling sederhana. Dari pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi sebuah artikel lebih sederhana dari karya tulis ilmiah lainnya. Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasanya lebih santai. Walaupun demikian, dalam artikel tetap diperlukan penyelesaian yang memadai. Kandungannya pun harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula.
Referensi :
http://blacklivs.blogspot.com/2014/04/bahasa-indonesia-2-tugas-minggu-4-karya.html